SMS : ( +62 ) 852 905 901 76
Senin - Sabtu : 10.00 - 22.00 a.n. Imam Syafii
Kamis, 01 Mei 2014

Wakil Sekjen MUI Pusat: Syiah Imamiyah Itu Sesat

Jakarta – Perbedaan rukun iman antara Ahlus Sunnah dan Syiah menjadi suatu hal yang sangat disoroti oleh para ulama. Hal ini dikupas oleh Wakil Sekjen MUI Pusat, KH. Tengku Zulkarnain dalam seminar sehari Gerakan Syiah dan Stabilitas Nasional yang dilaksanakan di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jalan Kramat Raya No. 45 Jakarta Pusat, Ahad (27/04).
KH Tengku Zulkarnain  yang menjadi salah satu pemateri dalam acara tersebut, membahas kesesatan dan penyimpangan Syiah yang membuatnya berbeda dengan Ahlus Sunnah.
“Kita mengatakan Syiah Imamiyah itu sesat, meyimpang. Kalau mereka (Syiah, red) mengatakan kita ini kafir sudah jelas-jelas itu. Tidak ada mereka itu mengatakan orang Ahlus Sunnah wal Jamaah itu sesat. Kafir mereka bilang. Karena rukun imannya nggak sama dengan kita,” kata Tengku.
Dalam rukun iman Ahlus Sunnah mengimani kitab-kitab Allah. Sudah tentu termasuk di dalamnya iman kepada Al-Quran. Tengku mengatakan keyakinan Syiah terhadap Al-Quran sangat berbeda.
“Keyakinan dalam Syiah, Quran yang ada saat ini kurang. Quran itu harusnya ada 17.000 ayat, lah ini hanya 6 ribuan jadi cuma sepertiga. Dan satu ayat pun dari 17.000 itu tidak ada yang sama dengan (quran) ini,” kata Tengku.
Tengku menambahkan keyakinan Syiah seperti itu tidak hanya terjadi di luar Indonesia, tetapi juga ada di Indonesia.
“Itu Syiah Indonesia. Tahun 2013 tertulis di Republika, Syiah Indonesia menulis di Republika, Quran itu ta’rif. Dibantah itu oleh adik-adik kita yang doktor-doktor dari Madinah, dari Mesir. Tiga kali penerbitan di Republika membantah bahwa Quran itu kurang, ta’rif,” tegasnya.
“Yang paling celaka, mereka katakan Siti Aisyah itu karena bodohnya gak sanggup menghafal Quran. Quran ditulis di kulit kambing, disimpan di rumah Aisyah. Terus datang kambing masuk rumah Aisyah, Quran kulit kambingnya dimakan kambing. Lha ini kambing Syiah itu makan kulit kambing. Kambing mah makan rumput. Ini ditulis di Republika,” tambah Tengku.
“Ada juga yang tempo hari mengatakan, Quran itu di rumah Siti Aisyah dimakan ayam. Coba patok ayam sanggup matok kulit kambing, itu ayam Syiah itu,” kata Tengku yang langsung disambut gelak tawa para hadirin.
Berdasarkan pemantauan reporter Kiblat.net ada sekitar 300 peserta yang mengikuti acara seminar Syiah yang dilangsungkan selama sehari penuh.
Dalam spanduk acara yang dipublikasikan kepada para peserta, pihak panitia sebenarnya turut mengundang Dewan Keamanan Nasional yang juga didaulat sebagai pembicara. Namun, setelah dikonfirmasi kepada Komite Pembela Ahlul Bait dan Sahabat (KOEPAS) yang berlaku sebagai panita, pihak DKN urung hadir karena ada agenda di saat yang bersamaan. (Nisyi/kiblat.net/syiahindonesia.com)
tokobukumurah.web.id

Author :

Untuk pesan buku ini, silahkan langsung SMS dengan format: Nama#Judul-Buku#Penerbit#Kota-Tujuan ke nomor: 0899680227872 atau pin BB 7A2D1E82. Detilnya bisa di lihat di menu "Cara Pemesanan". Minimal pemesanan 50 rb. Untuk hal-hal yang perlu dipertanyakan, silahkan kontak nomor dan pin BB diatas.
Share Produk

4 komentar:

  1. Jaman nabi sampai muawiyah ngak ada rukun islam dan rukun lainnya jgn ngedabrus lho Pak

    BalasHapus
  2. bung danil, blajar yg lebih rajin lg sblum kmentar... Ada hdis dr rosulullah yg menceritakan ttg rukun islam.. Atw anda memang pngkut syiah yg tdak mw menerima hadis kcuali yg dr gol. Syiah?

    BalasHapus
  3. jngn jadi penghancur umat boz..ht2 ... kalau engkau seorang ulAMA YNG BNER... dan sebagai orang islam yang bertakwa ,,, coba ajak berdialog tokoh syiah jngn banyak bicara di forum dan seminar g level loh...

    BalasHapus
  4. Ali ibn Abu Tholib dan Abbas ibn Abu Tholib mencela Abu Bakr dan Umar ibn Khattab, karena Abu Bakr dan Umar ibn Khattab tidak mau mengembalikan tanah Fadak kepada Ahlul Bait

    SHOHIH MUSLIM, Kitab Jihad, Bab Hukumil Fai (buku 32, bab 15 dan Hadith no 55)
    Uraw bin Zubair melaporkan bahwa Ali dan Abbas mengatakan PEMBOHONG, PENDOSA, PENGHIANAT dan PENDUSTA kepada Umar ibn Khattab dan Abu Bakr

    BalasHapus